Selain itu, akibat yang akan ditimbulkan dari kerusakan pada pipa akan merugikan lingkungan di sekitar pipa dan operator dari segi loss of production dan biaya perbaikan pipa.
Terdapat beberapa inspeksi yang umum dilakukan pada pipa bawah laut, antara lain:
- General Visual Inspection
(GVI)
- Panjang freespan pada pipa
- Damage pada permukaan luar pipa
- Debris yang mengganggu pipa
- Kondisi cathodic protection
- Pipeline-cable crossings
- Pergerakan lateral yang dialami
pipa
Pengamatan GVI Menggunakan ROV
Sumber : http://www.sarov.co.za/wp-content/uploads/2014/01/IMG_16941-1024x768.jpg
- Close Visual Inspection (CVI)
Inspeksi
ini bertujuan untuk melakukan pengamatan lebih detail mengenai suatu area
spesifik. Yang biasa dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah
membersihkan permukaan luar pipa dari marine growth yang lunak maupun keras,
melepas lapisan pelindung korosi (corrosion coating), serta selimut beton pada
pipa. CVI biasa dilakukan oleh diver setelah melakukan GVI.
Pengamatan CVI oleh Diver
Sumber : http://dcndiving.com/wp-content/uploads/2013/11/structural-survey-of-offshore-loading-facilities-resized_imag0058-2.jpg
- Alternating Current Field
Measurement (ACFM)
Permukaan pipa akan di-scan melalui sentuhan langsung menggunakan suatu probe yang dialiri arus. Kemudian, medan elektromagnetik di sekitar titik tinjauan akan diukur. Keberadaan crack akan merusak distribusi medan elektromagnetik. Visualisasi dari kondisi tersebut akan ditampilkan dalam bentuk gambar dan akan langsung dikirim ke computer untuk dianalisis. ACFM dapat pula digunakan untuk mendeteksi korosi.
Prinsip kerja ACFM.
Sumber : http://www.birmingham.ac.uk/Documents/college-eps/railway/ACFM.pdf
- Dapat menembus permukaan yang
dilapisi cat, coating, dan marine growth sehingga tidak perlu melakukan
perontokan sebelumnya.
- Dapat diterapkan pada lingkungan
darat maupun lingkungan bawah air.
- Memberikan informasi kedalaman
dan panjang suatu crack.
- Akurasi pengukuran defect hingga
kedalaman 25 mm.
- Dapat digunakan pada permukaan material ferritic atau nonferritic.
- Ultrasonic Thickness
Measurement (UTM)
Proses Pengecekan dengan UTM
Sumber : http://www.clevermarine.com/thumbnails/Services/test4__________wi320he207moscalebgwhite.jpg
- Straightness
- Ketidaksempurnaan kondisi seabed
di bawah jalur pipa, seperti adanya batu berukuran besar atau bukit-bukit
kecil.
- Pengaruh tekanan dan temperature dari dalam pipa
6. Ovality
Prinsip kerja Ovality Measurement.
- Cathodic Protection
Measurement
ROV melakukan CP Measurement.
Sumber : http://www.isis-technical.com/wp-content/uploads/2013/10/cpdas.jpg
https://riomardhian.wordpress.com/2015/02/01/pipeline-inspection/
Dega Damara Aditramulyadi
Student ID : 15512046
Course : KL4220 Subsea Pipeline
Lecturer : Prof. Ir. Ricky Lukman Tawekal, MSE, Ph. D.
Eko Charnius Ilman, ST, MT
Ocean Engineering Program, Institut Teknologi Bandung
No comments:
Post a Comment